Kamis, 02 Maret 2017

Memory

Hai, kenalkan nama saya Rangga. Saya seorang mahasiswa semester 5 di universitas ternama dikota saya. Saya mengambil jurusan sastra karena kegemaran saya akan setiap lantunan merdu dari setiap lirik yang tertuang kemudian terucap dengan lembut. Hari ini adalah hari pertama masuk kuliah setelah libur panjang telah berlalu. Sebelum berangkat, saya selalu melakukan ritual bangun pagi, mandi kemudian sarapan bareng mama. "Rangga, kamu cepat amat masuk kuliahnya nak kan rasanya baru kemaren kamu libur nak (sambil tertawa kecil) " kata mama setiap hari pertama masuk sekolah ataupun kuliah, maklum mama sendiri dirumah kalau libur ya bisa main bareng sama. Ayah dua tahun yang lalu telah meninggal dunia karena kanker, dan sampai sekarang saya belum bisa menerima sepenuhnya bahwa kami tinggal berdua bareng mama . Kini mama harus menjadi ibu sekaligus ayah untuk saya, setelah kepergian ayah kami hidup hanya mengandalkan toko disamping rumah yang dikelola ibu bersama dua pegawainya.  Setiap ibu mengungkapkan rasa sedih karena kesepian nya dirumah, saya selalu sengaja tak mendengarkannya karena saya pun merasakannya, rasa sedih selalu muncul ketika melihat ibu pura-pura tersenyum karena tak mau melihat anaknya juga sedih. Tapi inilah hidup kami, kami harus berjuang bersama. "Bu, Rangga pamit dulu ya. Rangga ada kelas jam 8 nih heheh takut telat", "Iya, hati-hati ya nak . Bawa motor jangan ugal-ugalan yah", "Sipp bos (sambil mencium kening ibu).

"Waduh, ternyata baru jam 07:45. Kepagian nih saya datangnya ahhhh",  setelah saya menyadari ternyata kelas dimulai 15 menit lagi saya pun iseng keliling kampus dan menuju ruangan BEM untuk melihat kegiatan para mahasiswa baru dan *plaaak*. "Maaf kak, saya tidak sengaja saya buru-buru" ternyata suara itu suara mahasiswa baru yang tanpa sengaja menabrak saya ketika hendak masuk kedalam ruangan BEM tersebut . "Iyah gakpapa, hati-" saya pun langsung terdiam ternyata wajahnya sangat mirip dengan mantan saya ketika SMA, ya sangat mirip. "Kamu Sasa?" tanyaku, "Bukan kak, saya Nita", "Oh, maaf dik Nita, saya pikir teman saya. Sekali lagi maaf ya", diapun langsung menuju keluar ruangan dan mata saya masih belum percaya kalau itu bukan Sasa. Sasa adalah mantan saya ketika SMA, namun ia meninggal ketika UN hari kedua digelar. Dia tidak pernah cerita kepada saya maupun teman-teman kami kalau ternyata dia mengidap Leukimia. Hingga akhirnya kami tahu setelah ia dilarikan ke rumah sakit namun nyawanya tidak tertolong.

Sayapun langsung menuju kekelas dengan pikiran mahasiswa baru tadi yang mirip Sasa. Setelah kelas selesai sayapun langsung menuju ruangan BEM tersebut dan mencari mahasiswa baru yang bernama Nita tersebut. Saya meminta bantuan teman saya yang masuk dalam pengurus BEM untuk mencari Nita . Saya menunggu diluar ruangan  hingga acara  mahasiswa baru tersebut selesai, setelah selesai saya langsung menuju ke tempat duduk dekat pintu utama ruangan BEM dimana Nita duduk bersama temannya. "Dik Nita, bisa minta waktunya sebentar ?", "Iya kak bisa" balasnya lembut. "Kamu kenal sama  Sasa?", "Sasa yang mana ya kak?". Sayapun bingung mau menjelaskan siapa Sasa ke Nita , "Eh anu dik, eh Sasa itu teman kakak waktu SMA di SMA Persada. Soalnya kamu mirip sama dia, maaf ya dik hehe mengganggu", "Iya kak gakpapa" balasnya dengan senyum tipis. Setelah itu sayapun bertukar kontak dengan Nita.

Dua hari setelah bertukar kontak dengan Nita, saya baru berani untuk menghubungi Nita. "Hai Nita" sapaku mengawali percakapan dengan Nita. Tiga menit menunggu, akhirnya Nita membalas pesanku. Selama hampir tigapuluh menit kami berhubungan via chat rasanya saya lagi chat sama Sasa. "Sa, kata orang rindu itu indah tapi bagiku ini menyiksa Sa" sambil melihat foto bareng Sasa waktu kegiatan porseni, ahh kangen, dan tanpa saya sadari ternyata saya sudah menitihkan air mata. Sayapun tertidur dan setelah bangun 3 unread message dari Nita dan dia ngajakin buat jalan. Sepulang kuliah kamipun bertemu didekat parkiran, "Nit, hari ini kita jalan kemana ?", "Nanti saya kirimin alamatnya ya kak via chat" jawabnya dengan senyum tipis khasnya, ahhhh lagi-lagi bayangan Sasa susah banget hilang dari Nita. Kayak pengen teriak supaya Tuhan kirimin Sasa buat kembali. "Oh ya udah kakak duluan ya" pamitku langsung pulang kerumah. Sampai dirumah sayapun langsung merebahkan diri ditempat tidur dekat meja belajar sambil bayangin Nita dan Sasa yang gak ada bedanya. "Waduh Sa, kamu kok jahat banget ya ninggalin aku. Kan kamunya janji nanti kita buat lagu bareng aku buat lyriknya kamu buat musiknya hehehe tapi semua tinggal mimpi ya Sa, kamu tenang disana ya titip salam buat bapak aku juga" kataku salam hati sambil senyum.

Klik..Klik..Klik...... Nita ternyata ngirimin alamat toko buku dekat dengan kampus kami, saya pun langsu menuju ke toko buku. "Loh, kok kita ketoko buku Nit ? hehehe ", "Iya kak, aku mau cariin seseorang buku kesukaannya kak", "Lho siapa? hehe maaf ya kepo", "Kakak aku kak". Saya pun menganguk. Setelah membayar dikasi, Nita pun mengajak saya ke warung makan  yang tak jauh dari toko buku, dan ternyata warung makan itu adalah warung makan kesukaan saya bareng Sasa, sudah lama saya tidak mengunjungi warung makan ini setelah kepergian Sasa. "Lho, kok kita kesini Nit?, "Iya kak, maaf ya sebelmnya kak saya mauu jujur saya ini adalah adiknya kak Sasa, saya selama ini berbohong ke kakak karna saya takut kakak akan tanya-tanya lagi tentang kak Sasa dan itu bisa buat kakak sakit, Nita sering baca di diary kak Sasa kalau kak Rangga itu orang yang special buat kak sasa makanya waktu sakit kak sasa ngak mau cerita ke kak rangga karena kak sasa takut ka rangga sakit karena kak sasa, kak sasa juga berpesan supaya aku ngasih kak rangga diary ini tapi aku baru sempat mengambulkan permntaan kak sasa karena baru ada waktu yang pas kak, ini kak diarynya" , ternyata diary yang berwarna biru muda itu adalah diary hadiah ulang tahun dari saya kesasa yang ke 16 ahh, air mataku sudah mengalir tak dapat kubendung, rasa kangen ke Sasa bertambah setelah foto terakhir kami ada di diary itu. "Sa, kamu kok ninggalin aku sih sa ? kamu gak sayang ke aku? kok tega banget sa, sa, aku janji bakalan buat lyrik lagu kita, nanti kamu nyanyin di sorga yah cukup aku kirim lewat doa aja, papaku jangan lupa dipanggil buat dengar kamu nyanyi yah supay dia tau kalau aku pernah dekat dengan bidadari bumi, salam rindu untukmu sasa, Rangga".................................



S E K I A N........

Capek ngetik hahahaha